Kamis, 19 Februari 2015

HARUSKAH AKU MENYERAH ? (Make You Feel My Love - Glee Cast)



Apa yang kalian rasakan saat mendengar lagu ini? Merasa sedih? Galau? Lebay? Bodoh? Saat mendengar lagu inilah saya merasa menyerah dengan keadaan. Sangat tidak sesuai dengan lirik lagu ini, bukan? Ya, saya menyerah. Saya menyerah untuk mencintai seseorang yang sudah seharusnya dan wajib saya cintai. Saya tidak punya alasan lagi untuk mencintai sosok tersebut.
Tidak ada satu pun dari lirik tersebut yang belum saya lakukan, tidak ada niat untuk menyombongkan diri. Akan ada titik di saat seseorang akan menyerah untuk mencintai.
Katakan saja cinta itu buta. Katakan saja cinta itu murni. Tapi tidak begitu dengan yang saya terima, mungkin karena sosok itu tidak pernah mencintai saya. Tidak ada gunanya saya memaksakan kehendak agar orang tersebut mencintai saya, bukan?
Saya mencintai seseorang yang tidak pernah memberikan apapun pada saya di saat sosok tersebut seharusnya memberikan cinta yang melimpah. Saya mencintai seseorang yang seharusnya menjadi pahlawan dalam hidup saya. Saya mencintai seseorang yang seharusnya mengajarkans saya arti hidup dan bagaimana menjalani hidup. Di titik ini saya merasa cukup untuk menggunakan kata seharusnya.
“Jangan terlalu berharap kalau tidak ingin dikecewakan”. Sepertinya saya salah karena meletakkan harapan yang tinggi. Lagi! Saya ditegur karena berpengharapan pada manusia, bukan Tuhan. Hanya Tuhan yang tahu seberapa besar pengharapan saya pada sosok itu sedari awal cerita ini ada, bahkan berharap akan perubahan yang saat ini sudah sia-sia.
Ya! Saya menyerah. Saya menyerah untuk menghapus air matanya, menyerah untuk membelanya, menyerah untuk memeluknya, menyerah untuk berkorban baginya, menyerah untuk membuatnya bahagia, menyerah untuk memenuhi mimpinya. Saya menyerah untuk membuat sosok tersebut merasakan cinta dari saya.
Perasaan bersalah muncul dengan sangat jelas saat ini. Perasaan bersalah karena tidak dapat memenuhi keinginan terakhirnya, satu-satunya orang yang menghubungkan saya dengan sosok itu. Saya menyerah untuk menggunakan perasaan.
Semoga bukan penyesalan tapi kebahagiaan yang menjadi buah dari keputusan ini, bukan hanya bagi saya tapi juga untuk sosok tersebut – sosok yang sempat saya cintai – setidaknya untuk saat ini, saat logika kembali berjalan meninggalkan perasaan.
Maaf, saya menyerah.
Ruth Hutapea
19 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat yang Tak Tersampaikan

Dear Pahlawan Wanitaku yang Paling Cantik,                 Aku bersenandung bersama isak pagi ini                 Terulang memori...