Rabu, 25 Januari 2012

LOETOENG Part 4 – Kisah Cintanya -


Seperti yang sudah aku katakana tadi, elisa sangat menyukai romance. Kehidupan percintaannya juga cukup unik. Dia sering sekali galau karena dia memiliki perasaan kepada sahabatnya saat SMP. Selama beberapa tahun dia menyimpan perasaannya itu. Saat-saat dia galau adalah saat-saat yang palin menghibur buatku karena dia kana menunjukkan ekspresi malu, senang, dan sedih bersama-sama.

Saat SMA, dia mempunyai kisah cinta bak sinetron. Dia menyukai cowok di mana mama si cowok tidak menyukai elisa. Mereka pun sering jalan diam-diam. Sampai suatu saat, pulang meminjam tas dari rumahku bersama cowok yang bernama Andi, mereka mengalami kecelakaan di PMM. Yang aku ingat, ANdi sudah berusaha melindungi elisa supaya tidak terluka parah. Karena kecelakaan itu, hubungan mereka jadi ketahuan dan tidak memiliki kelanjutan yang jelas.

Setelah itu, dalam hidupnya hadir seorang cowok bernama Patar yang selalu siap sedia untuknya. Sampai sekarang aku belum tahu jelas bagaimana perasaan elisa yang sebenarnya kepada patar. Aku dan darly dengann jelas sudah mendukungnya untuk jadian dengan patar. Patar termausk cowok yang baik di mataku dan darly. Tapi seolah ada satu hal yang tidak tepat di hati elisa makanya dia tidak bisa menerima patar. Sampai akhir nafasnya, patar adalah orang yang cukup berjasa membantunya menyelesaikan pendidikan Akbidnya.

Di masa-masa sakitnya, dia memiliki seorang pacar yang aku lupa namanya -__-“ (again!). cowok ini bekerja sebagai seorang PNS di salah satu daerah di Sumatera Utara (lupa juga namanya). Selama hamper setahun mereka menjalani Long Distance Relationship (LDR). Orang tua elisa juga sudah mengenal cowok itu, begitu juga sebaliknya. Sayang aku tidak pernah punya kesempatan untuk dikenalkan.

Cowok terakhirnya termasuk cowok yang setia. Bukan hanya sekali elisa memintanya untuk mencari cewek lain yang lebih sehat dari dia tapi cowok itu tetap berkeras untu menemani dia. Aku tidak tahu bagaimana detailnya mengenai akhir cerita mereka. Mungkin nanti aku bisa bertanya kepada adiknya atau mamanya.

25 Januari 2012
Ruth Hutapea

LOETONG Part 3 – Kenangan Bersamanya -


Ada banyak kenangan yang sudah aku lewati bersama dia yang tidak bisa aku ingat secara rinci, my bad! -__-“ 

Sejak kecil kami selalu mengambil bagian dalam acara natal kampung (acara natal di Jl. Pisang, komplek  perumahan kami, itu juga kalau bisa dikatakan kompleks). Biasanya kami mengambil bagian di acara tarian. Hampir setiap tahun baju natal yang kami gunakan selalu sama, begitu juga dengan adiknya, Darly. Gaun merah, sepatu berlampu, dan kaos kaki berenda yang memangg sedang ternd saat itu juga sempat menjadi seragam kami bertiga. 

Setiap liburan sekolah, kami selalu bersama-sama bermain di rumahnya atau rumahku. Terkadang kami bergabung dengan anak lainnya untuk bermailn ‘alip jongkok’, ‘alip cendong’ atau petak umpet, pecah piring, dan lompat tali. Setelah bermain kami akan mandi bersama dan makan malam bersama. Itu kenangan indah saat aku dan dia masih kecil. Hal itu berlanjut sampai aku pindah rumah, kelas tiga SD ke Cantik Manis Marihat.

Walaupun aku pindah, kami tetap bermain bersama. Karena satu-dua hal, aku terpaksa tidak bisa terang-terangan bermain ke rumahnya. Jadi kebersamaan kami lebih sering terlihat di sekolah. Seiring berjalannya waktu, kami sudah semakin bebas untuk bermain ke mana saja. Hari ini, aku bisa menghabiskan liburku menemani dia berjualan di pasar bersama adiknya juga. Bahkan kami pernah dua keluarga berlibur bersama. Jenis hubungan apa yang terjadi antar kedua keluarga ini? Indah bukan?

Kalau sedang ingin melakukan perjalanan, jarang sekali kami membeli makanan. Selalu membawa makanan sendiri. Keluarganya dan keluargaku masing-masing membawa makanan yang dimasak sendiri yang pada akhirnya selalu dibagi untuk dimakan bersama-sama. Untuk makanan kecil, Nanguda (mamanya elisa) selalu membuat donat yang menjadi andalannya,  dan elisa tak ketinggalan ikut membuat godok-godok (makanann yang terbuat dari adonan tepung dan pisang) yang sealu jadi andalannya. Bisa ditebak sebenarnya masakan apa yang akan mereka bawa. Menu teri kacang sambal akan selalu ada.hehehe

Memang sudah dasarnya iseng dan sedikit preman (maklum, kebanyakan menghabiskan waktu di pasar), aku dan elisa tidak pernah segan untuk mengerjai anak-anak di belakang rumah. Entah karena keterlaluan, kami sempat ketakutan kalau-kalau ibu dari anak itu datang ke rumah kami membawa golok karena sudah membuat anaknya menangis. Jangan ditanya siapa nama anak itu, ingatanku jangka pendek kalau soal nama. #ups

Zaman SMP-SMA saat hari sabtu, aku sering menginap di rumahnya sambil mengunjungi opungku yang rumahnya tepat di sebelah rumahnya. Walaupun dengan bertambahnya aku menginap di sana kamarnya akan semakin sempit, aku selalu mendapatkan tempat yang nyaman untuk tidur bersam Elisa dan Darly.

Pagi harinya, dia akan bangun pagi-pagi untuk membeli sarapan untukku dan adik-adiknya. Bubur ataupun mie goring, ya lagi-lagi makanan kesukaannya yang otomatis jadi makanan kesukaan kami juga karena terbiasa.

Berbicara soal keisengan, teman baikku di SMP juga pernah menjadi korban keusilan kami via telepon yang akhirnya terbongkar. Memang dasar berhati baik, kami tidak ahli soal ini hahaha.

Dia akan selalu ada untukku, apalagi di saat-saat aku menghadapi fase berat dalam keluargaku. Saat itu dia akan bertindak sebagai sahabat yang akan selalu ada saat aku butuh.

Perpisahan pun terjadi saat aku harus melanjutkan kuliah di Jogja. Hari-hari sebelum aku berangkat, dia bersikap biasa saja. Sampai saat itu tiba, aku harus berangkat pagi hari ke Bandara Polonia. Dia tidak ikut melepasku. Dia hanya menitipkan sebuah bineka kecil dan sebuah surat. Aku lupa isi detail suratnya. Yang aku ingat, dia tidak mau ikut mengantarku karena dia bilang dia tidak kuat. Jadi biar boneka itu saja yang menemani aku. She is so sweet, hah? Hehehe di sini dia bertindak sebagai seorang adik yang tidak bisa ditinggal kakaknya.

Setahunn setelah kuliah, aku kembali untuk berlibur di kampung halaman. Saat itu dia sedang mengikuti test STPN di Pekan Baru. Dua hari setelah aku tiba di Siantar, dia pun pulang. Begitu sampai rumah, dia langsung ke rumahku tanpa menyimpan barang ke rumahnya. Setelah makan siang, kami mengobrol banyak sambil menonton TV di kamar dan dia pun tertidur dengan polosnya karena kecapean menempung perjalanan darat selama 12 jam.

FYI, kamarku adalah kamar orang tuaku. Setiap aku pulang kampung, kami terbiasa tidur satu kamar. Begitu juga dengan saat itu. Karena melihat elisa yang tidur dengan sangat lelap di depan lemari pakaian, Among tidak jadi mengambil baju di lemari dan memakai kaos yang tergantung di balik pintu. Hehehe
Menjelang malam, saat si Inong pulang dari kantor, baru elisa bangun dan pulang ke rumahnya. Malam itu aku, elisa, inong, dan nanguda ngobrol banyak di teras rumahku yang kemudian disusul si among.
Pagi harinya dia tetap datang ke rumah dengan membawa bungkusan mie goring untuk sarapan bersama. She is so kind..

25 Januari 2012
Ruth Hutapea

LOETOENG Part 2 – Asal Mula Loetoeng -


Setiap tahunnya, Bank tempat Inongku bekerja mengadakan perjalanan bersama keluarga besar BRI ke tempat wisata, bisa ke Tuk-Tuk ataupun ke Berastagi. Biasanya aku akan mengajak elisa karena aku tidak mau hanya sendiri di sana saat Inong dan Among sedang berkumpul bersama teman-temannya. Dari perjalanan ke Tuk-Tuk itulah muncul panggilan LOETOENG (catatan: yang membuat tulisan seperti itu adalah dia, bukan saya).

Untuk sampai ke Tuk-Tuk, kita perlu menyebrangi Danau Toba ke Pulau Samosir. Baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Tuk-Tuk. Pelabuhannya terletak di Ajibata. Sepanjang perjalanan dari Parapat ke Ajibata kita bisa menemukan banyak monyet di pinggir jalan yang menunggu dilempari kacang oleh pengunjung yang lewat, juga untuk mencuri-curi kesempatan mencuri mangga yanga banyak di jual di pinggir jalan.

Entah karena si Among sering menonton drama kolosal, saat itu sedang popular di salah satu stasiun televise swasta, atau dia memang tahu sejarah ceritanya, beliau menyebut monyet-monyet itu lutung kasarung. Karena hobi monyet-monyet itu adalah makan dan kalau sudah diberi makanan bisa menjadi sangat tenag, beliau menyamakan kami berdua dengan lutung. Lempar-lemparan ejekan karena tidak mau disebut lutung pun terjadi antara kami berdua. Finally, setelah di sahkan oleh waktu kami berdua sepakat memanggil satu sama lain dengan sebutan lutung dan dia menulisnya dengan LOETOENG. Panggilan ini mulai berlaku saat kami SMP.

Bukan hanya kami berdua saja yang saling memanggil loetoeng. Amongku, orang tuanya, bahkan adiknya si Bosly juga ikut-ikutan menyebut kami berdua Loetoeng. Lama kelamaan nama itu jadi terdengar manis, di samping arti sebenarnya tentu.

Oiya, dia juga membuat satu peraturan. Karena umur kami hanya beda 4 bulan, mulai dari 5 September sampai 27 Januari dia akan memanggil aku kakak dan selebihnya dia akan memanggilku loetoeng. She is funny.. 

25 Januari 2012
Ruth Hutapea

LOETOENG Part 1 – Tentangnya -


Aku memang sudah pernah menulis tentang elisa sebelumnya. tulisan itu aku buat saat kesedihan menyelimutiku. Tulisan kali ini aku buat dalam keadaan normal sambil mengenang dia. Akan ada 6-7 part cerita tentang dia yang akan aku post bertahap. silahkan di simak :) 

27 Januari 1990, lahir seorang anak di keluarga Manurung-Marpaung yang kemudian diberi nama Elisa Hotmaria Manurung. Tidak banyak ingatan waktu dia baru lahir. Yang aku tahu, aku sudah bersama-sama dengannya sejak kecil karena rumah kami yang bersebelahan. Overall, dia memiliki 4 orang adik lagi, satu cewek dan 3 cowok yang bernama Darly Victoria Manurung, Bobby Joseph Manurung, Bosly Ganda Manurung, Fiven Manurung.

Dia tumbuh dalam keluarga besar yang berkecukupan baik materi maupun kasih sayang. Layaknya seorang kakak, dia memiliki sifat cerewet yang selalu berhasil membuat adik-adiknya kesal. Tapi itu untuk melatih adik-adiknya menjadi lebih mandiri dan itu terbukti berhasil. Semua adiknya bisa mengurus keperluan masing-masing dan tidak manja.

Kebiasaan menghabiskan waktu bersama dimulai karena kami punya kebiasaan yang sama, tidak suka terlalu banyak bermain di luar rumah. Jadi pilihannya hanya rumahku atau rumahnya. Beda umur yang tidak jauh, hanya 4 bulan membuat aku dan dia lebih mudah bergaul satu sama lain. Di mana ada aku, selalu ada dia. Juga sebaliknya. Kebersamaan itu sudah menngambil tempat tersendiri di dalam hati yang bahkan aku sendiri sulit menentukan jenis hubungan apa ini namanya.

Saat ini aku baru menyadari kebiasaan-kebiasaan kecilnya yang dulu tidak pernah aku hiraukan. Dia sangat senang memasak, apalagi mencuci. Tipikal ibu rumah tangga yang baik. Bahkan dia punya cita-cita menjadi ibu rumah tangga kelak dan yang pasti harus punya suami yang mapan hehehe. 

Makanan kesukaannya adalah teri kacang disambel dan ikan klotok sambel. Dia bahkan bisa menghabiskannya tanpa dimakan bersama nasi. Selain itu dia juga sangat suka mie goring yang biasanya dijual pagi hari di lorong tiga dekat rumah kami. Dia rela bangun pagi untuk beli mie, dan tidak lupa untuk menyisihkan satu bungkus untukku. Setiap makan, minuman wajibnya adalah teh manis atau susu hangat. Tapi kalau soal sayur, jangan harap dia menyentuhnya. Makanan apapun yang ada sayurnya, pasti dia dengan sabar menyisihkannya.

Dia tidak terlalu suka menonton film ataupun membaca buku tapi dia sangat suka semua tentang romance. Dia selalu berkhayal memiliki cerita cinta yang akan selalu membuatnya tersenyum dan dia punya criteria tersendiri tentang itu.

Hmm,, dia juga suka dengan yang namanya jajanan pasar. Pulang sekolah biasanya dia membantu orang tuanya berjualan di pasar dan kapan saja makanan lewat dari depan kiosnya, dia pasti beli. Dia paling suka sate kerang, entah kenapa. Selain itu dia juga suka jagung bakar dan putu bamboo. Kalau udah soal makanan yang dua itu, dia bisa langsung cepat bergerak untuk membelinya. Hehehe

Kehidupannya hanya berkisar rumahnya, sekolah, pasar, tempat les dan rumahku. Terkadang dia menyempatkan diri untuk berkumpul bersama teman sekolahnya. She is a nice girl..

Seharusnya aku dan dia mulai masuk TK bersama-sama tapi dengan alasan takut, dia terpaksa mundur satu tahun untuk mulai bersekolah. Dari TK sampai SMP dia mengenyam pendidikan di tempat yang sama denganku, Perguruan Kristen Methodist Pematangsiantar. Dia juga menyukai olah raga yangs ama denganku saat SMP, basket. Masa SMA dia habiskan di SMAN 4 Pematangsiantar, sekolah yang berbeda denganku yang saat itu bersekolah di SMA Budi Mulia Pematangsiantar.

Setelah lulus SMA, dia pernah mencoba untuk melanjutkan di Jogja di STPN supaya bisa bersamaku di sini. Tapi memang bukan bagiannya, dia malah melanjutkan di Akbid Sari Mutiara Medan. Sampai akhirnya dia menutup mata, dia sudah berhasil menyelesaikan pendidikannya sampai wisuda.

Dia, gadis ceria yang punya semangat hidup tinggi walaupun ditemani penyakitnya. Loetoeng

25 Januari 2012
Ruth Hutapea

Pria Ideal Menurut Wanita

Apa yang terbersit pertama kali saat mendengar kata “Pria Ideal”???

PS: Ideal tidak sama dengan sempurna loh :-P

Saya sudah melakukan beberapa survey tentang pertanyaan itu dikalangan mahasiswi dari beberapa angkatan, mulai dari angkatan terbaru 2011 sampai angkatan (ehem!) 2007. Respon yang diterima bermacam-macam. Ada yang berpikir panjang dengan tampang serius, ada yang berpikir dengan tampang mengkhayal, ada yang dengan girang, dan ada yang tampang bingung karena gak ngerti maksudnya (yang ini satu kosan saya), #ups hahahahaha…

Dan jawaban mereka sukses membuktikan prediksii saya tentang sosok “Pria Ideal”. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara soal fisik. Menarik bukan?! Ternyata para wanita menilai seorang pria yang dikatakan ideal buakan dari penampilan luar tapi dari inner-nya.

Nah, berikut ini kesimpulan dari jawaban mereka. Cekidot!

Seiman
Ini merupakan prinsip dasar dalam hidup seseorang. Jika sudah beda prinsip, apa yang harus dipertahankan?

Bertanggung Jawab
Pria yang bertanggung jawab akan tahu menempatkan diri dan bisa diandalkan dalam segala hal.
Pekerja Keras
Pria yang pekerja keras tidak akan membiarkan dirinya dan keluarganya kesusahan. Karena itu, dia akan bekerja dengan kemampuan yang maksimal.

Penyayang
Hey! Siapa yang tidak ingin disayang??

Tulus
Yaaa,,orang yang tulus membuat kita nyaman di sebelahnya :)

Mapan
Actually, menurut saya pria kombinasi bertanggung jawab dan pekerja keras adalahh pria mapan. Ya gak sih woy???

Satu suku
Umumnya ini tidak menjadi masalah besar. Secara khusus?! Ini merupakan jawaban dengan pertimbangan keinginan orang tua.

Jadi para pria,,, sudahkah Anda termasuk dalam kategori pria ideal menurut para wanita? Bukan tentang fisik tapi lebih ke pribadi kalian.

Pamiiiit yeee…..

Surat yang Tak Tersampaikan

Dear Pahlawan Wanitaku yang Paling Cantik,                 Aku bersenandung bersama isak pagi ini                 Terulang memori...