Kamis, 15 November 2012

Satu Tahun Setelah Kau Pergi

6 November 2012

Sudah disepakati hari itu aku, Nifa, Bimo, Dian, dan Nanda akan menghabiskan hari di Solo. Kereta Sri Wedari 08.36 jadi pilihan kendaraan ke Solo. Dimulai dengan Waterpark Pandawa. Entah kenapa aku merasa hiperaktif selama di Pandawa. Semua wahana aku mainkan, padahal malam sebelumnya aku tidak tidur sama sekali. Pikiranku penuh dengan Elisa dan didominasi rasa bersalah. Susah rasanya untuk menangis, atau mungkin aku merasa tidak tepat untuk menangis. aku berharap air bisa menenangkan pikiranku tapi hanya sesaat.

Dari Pandawa, kami memutuskan untuk berkeliling kota Solo menggunakan mobil adiknya Bimo. Setelah berburu Serabi, kami mamlir ke alun-alun untuk bersantai. Di alun-alun itulah aku melepas semuanya. Entah bagaimana memulainya, aku sudah menangis dalam keadaan tidak sadar dipelukan Nifa. Aku tidak tahu apa yang aku ucapkan, aku hanya tahu aku menangis karena terbangun dengan mata basah dan merasa lelah. Dan disitulah aku mendapatkan 'tato sulam' di tangan kiriku.

Elisa Hotmaria Manurung


Siapa itu Elisa? silahkan klik link di bawah ini :


Sudah satu tahun tepat kau pergi, toeng. Where are you? do you miss me? Tidak ada yang bisa aku lakukan selain berdoa. tepat saat 6 November 2012 datang, aku mulai bercerita pada Tuhan. aku tidak tahu apa yang aku bicarakan dengan-Nya. Aku hanya ingin berbicara tapi tidak tahu dengan siapa dan hanya Dia yang selalu ada. Satu momen aku seolah berbicara denganmu tapi tidak ada jawaban. Aku menunggu kau memarahiku atau tersenyum atau memelukku tapi ternyata tidak. aku hanya merasakan dingin.

Aku sempat berpikir untuk ikut denganmu, tapi kau pasti akan lebih marah lagi kalau aku melakukannya, mengingat Inong masih sangat membutuhkanku. Perasaan bersalah itu semakin memuncak. Salahku memang malam itu justru mendengarkan lagu Your Guardian Angel, Dear God, dan Tak Ada Yang Abadi. Rasanya ketiga lagu itu mewakili apa yang aku rasakan untukmu, Toeng.

Aku ingin berbicara dengan Nanguda, mamamu. Tapi aku tidak punya keberanian untuk mendengarnya menangis karena aku justru sedang menangis di sini. Apa kau melihatnya, Toeng? Apa yang kau rasakan sekarang? Semua tugasmu di sini sudah selesai. Apa kau bahagia di sana? Seperti apa rasanya di sana? Bisakah kau bercerita padaku?

Tepat setahun kau pergi, aku tidak bisa menjengukmu di sana. Tapi aku janji untuk menjengukmu sebelum natal nanti bersama adikmu, Darly. 

Kau tahu betul apa yang aku rasakan, Toeng. Perasaan bersalah. Aku minta maaf, benar-benar minta maaf. Terima kasih sudah menjadi adik, sahabat, teman yang tulus tanpa menuntut. Terima kasih sudah mengajarkan aku tentang berjuang. Terima kasih sudah menemaniku selama 21 tahun. Terima kasih untuk setiap tawa dan penghiburan darimu.

Peluk hangat Elisa untukku, Tuhan....

PS:
Klik link di bawah ini untuk tahu cerita lengkap tentang Elisa, Loetoengku..



Ruth Hutapea
15 November 2012 

Rabu, 12 September 2012

Antara Ego dan Rasa Sayang


Rasanya tidak perlu lagi membahas arti kata dalam judul artikel ini secara harafiah, berhubung bukan pelajaran Bahasa Indonesia, karena pasti panjang penjelasannya. –sebenarya sih ngeles karena lagi malas membahas tata bahasa- #upstsowri hehehehehe

Hidup ini pilihan, kalau kata orang-orang. Yaiyalah, pilihan itu kita sendiri yang membuatnya karena kita dianugerahi akal dan pikiran oleh Tuhan. Ada hukum sebab-akibat yang memunculkan pilihan langkah selanjutnya yang harus kita jalani. (agak-agak berat bahasanya di sini, gak usah terlalu ditanggepin yee).

Judul ini berkaitan dengan pengorbanan, baik itu mengorbankan ataupun dikorbankan. Ketika kita dihadapkan pada suatu keadaan yang mengharuskan kita memilih, kegalauan pun datang. Kita mempertimbangkan untuk tidak menyesal nanti dalam mengambil keputusan. Padahal keputusan apapun yang kita ambil, pasti akan memunculkan penyesalan. Hanya kadarnya saja yang berbeda.

Apa kalian pernah menghadapi pilihan antara mempertahankan ego dan pertimbangan rasa sayang kita. Sebelumnya, tidak selamanya kata ‘ego’ itu berarti buruk loh. Kita juga tidak boleh selalu mengutamakan kepentingan orang lain dibanding diri sendiri. Ada lagi kata orang-orang, cobalah mencintai diri sendiri. (makin bingung? Coba buka kamus atau Tanya Om Google). Tapi berhubung disandingkan dengan rasa sayang, kata ego cenderung berarti negative.

Ada bermacam situasi. Contohnya, antara ego untuk bermain di luar rumah bersama teman-teman dan mengobrol bersama keluarga di rumah saat kita kecil. Antara ego untuk menghabiskan waktu selalu hanya dengan pacar dan berbagi dengan sahabat, atau sebaliknya. Antara ego menghabiskan kue pemberian tetangga sendirian dibanding berbagi dan adik. Antara ego memilih kuliah jauh dari orang tua dan kuliah di dekat orang tua saat keadaan tidak mendukung. Antara LDR (Long Distance Relationship) atau SDR (Short Distance Relationship) saat akan kuliah. Atau antara ego berkarir dan mendampingi orang tua yang sedang sakit.

See, ego itu terlihat negative bukan???

Apa yang akan kamu lakukan ketika dihadapkan dengan situasi seperti itu? Memilih mempertahankan ego demi kepentingan diri sendiri atau membiarkan diri tenggelam di dalam rasa sayang. Secara rasional pilihan itu tergantung pada diri sendiri. Pengorbanan yang dilakukan harus sesuai. Ada pertimbangan kelayakan dan kewajaran dalam memilihnya. Haruskah mengorbankan masa depan demi cinta monyet? Haruskan mengorbankan masa depan demi orang tua? Pikirkan lagi sodara-sodara! (ala khotbah #eh)

Ijikan akal ambil bagian dalam mengambil keputusan selain menggunakan hati. Jika hanya mengandalkan hati, kegamangan saat menjalankan keputusan akan terasa dan cenderung diungkit-ungkit. Pertimbangan matang melibatkan hati dan pikiran maka seimbangkanlah.

Sebagai contoh, saat kamu dihadapkan pada situasi harus memilih berjuang mengejar karir atau menundanya untuk mendampingi orang yang kamu sayangi yang memang membutuhkan, apa yang kamu lakukan? Karir masih bisa dikejar nanti, dan dengan pasti kesempatan itu akan selalu datang. Bagaimana dengan mendampingi orang yang kamu sayang? Apakah nanti kesempatan itu masih bisa datang lagi? Pilihan mana yang menawarkan penyesalan dengan kadar paling sedikit? Pilihan ada di tangan Anda. (ala kuis-kuis di TV)

Saya pernah baca quote dari seorang teman di twitternya Mutia

“Ketika kamu dihadapkan harus memilih keluarga atau pekerjaan, satu hal yang harus diketahui, menyesal karena mengabaikan keluarga itu pasti lebih gak enak.”

Berhati-hati dan telitilah dalam menentukan pilihan hidup. Berdoalah untuk memperoleh jawaban yang meyakinkan diri.

Rabu, 20 Juni 2012

Mimpi yang Menenangkan


Aku hanya ingin menyampaikan apa yang aku alami di malam itu. Malam yang berbeda dari malam sebelumnya.
18 Juni 2012 23:00
Tidak seperti biasanya, malam ini aku bisa tertidur pulas jam 11 malam. Untuk seorang yang mengidap insomnia selama bertahun-tahun, ini bisa disebut daebak, kalau kata orang korea. Malam itu dengan suasana kamar yang gelap, hanya cahaya dari laptop yang aku biarkan menyala, aku tertidur. Hmm, sebelumnya aku sempat menggumamkan, atau ber-hmm-hmm lagu “Ku mau cinta Yesus”.

Sebelumnya, ada seorang teman yang pernah berdialog singkat denganku di kelas. Kami sedang memperdebatkan tentang suatu hal, dan dia tidak yakin dengan jawabanku sampai muncul statement seperti ini :
Him     : “Yakin? Bohong itu dosa loh, Ruth”
Me       : “Iya tahu.”
Him     : “Kalau dosa masuk neraka, loh”
Aku hanya diam dan mengangkat alis. Seperti bisa membaca pikiranku, dia menajwab :
Him     : “Kamu gak percaya ada neraka?”
Me       : Aku menggeleng. “Aku percaya ada surga.”
Him     : “Kok bisa? Jadi yang berdosa itu juga masuk surga? Enak banget.”
Berhubung malamnya saya belum tidur, saya menjawab dengan lemas..
Me       : “Masa iya harus khotbah di sini?”
Dan pembicaraan 2 minggu lalu itu pun selesai…

Malam ini, cerita pun dimulai di dalam mimpi…
Salah seorang teman kuliahku di kampus, yang bahkan tidak pernah terpikir, muncul sebagai tokoh utama. Tidak pernah ada kedekatan yang terjalin. Tapi malam itu, dia menjadi orang yang berbeda. Aku dan dia menjadi teman yang dekat di kampus, di detik-detik terakhir sebelum kelulusan. Dia dan teman yang berdialog denganku adalah orang yang berbeda, tapi entah kenapa di mimpi ini mereka memiliki pemahaman dan pertanyaan yang sama tentang surga dan neraka.
Him     : “Aku masih penasaran kenapa bisa kamu yakin gak ada  neraka.”
Me       : “Karena aku percaya ada Yesus.”
Him     : “Terus?”
Me       : “Di alkitab pada akhirnya semua akan diselamatkan. Yang berdosa akan mengenal Yesus dengan cara-Nya dan mereka akan selamat karena percaya.”
Him     : “Udah gitu doang?”
Me       : “Iya. Hanya modal percaya sama Yesus, masuk surga.”
Him     : “Semudah itu?”
Me       : “Semudah itu. Yang tidak mudah adalah bagaimana kamu bisa percaya dan menerima Yesus.”
Dia pun terdiam. Aku meminjamkan alkitab satu-satunya yang aku punya.
Me       : “Baca ini. Kamu pasti ngerti. Kalau kamu sudah kenal dan percaya Yesus, hidup kamu pasti berubah kea rah yang lebih baik.”
Dia hanya berlalu dan membawa alkitabku.

Beberapa saat kemudian dia datang lagi dan penasaran seperti apa ibadah di gereja itu. Aku membawanya ke GKI Gejayan. Di sana dia sangat menikmati lagu pujian dan bisa khidmat saat mendengarkan khotbah. Pulang dari gereja, dia membuatku terkejut dengan pernyataannya.
Him     : “Ruth, aku mau dibapstis. Di gereja kamu aja.”
Setelah terdiam karena kaget, aku bertanya..
Me       : “Yakin? Kenapa?”
Him     : “Karena aku ingin diselamatkan.”
Aku diam lagi.
Him     : “Dia hebat. Anak Allah, turun ke bumi jadi manusia. Punya kuasa menyembuhkan dan membangkitkan orang mati, bahkan pernah dicobai iblis di padang gurun saat berpuasa dan Dia berhasil melaluinya. Dia penuh kasih kepada siapa saja.”
Dengan begitu aku juga yakin dengan kemauannya. Aku pun membawanya ke gerejaku, HKBP Kota Baru. Kami menemui pendeta resort yang kebetulan saat itu sedang ada di ruang konsistori bersama penatua lainnya. Mendengar alasan kami datang, Amang Pendeta pun menananyakan hal yang sama.
Pdt      : “Kenapa kamu mau dibaptis?”
Him     : “Karena saya mau diselamatkan.”
Pdt      : “Hanya itu?”
Him     : “Saya mau menerima dan percaya pada Yesus. Karena Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Hanya melalui Dia aku bisa sampai ke Allah.”
Pdt      : “Kalian pasangan?”
Me       : “Bukan, Amang. Dia teman saya.”
Pdt      : “Saya pikir kalian pasangan. Ini pertama kali ada yang datang dan ingin dibaptis karena Yesus, bukan karena ingin pindah agama dan menikah. Terima kasih.”

Dan saya terbangun. Banyak pertanyaan yang langsung muncul di pikiran saya. Kenapa bisa mimpi seperti itu? Dan lainnya. Bahkan saya teringat satu ayat, ayat malua (naik sidi) saya,
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambah padamu.” (Matius 6:33)
Bingung! Kerajaan Allah dan kebenarannya? Kemana harus dicari? Aku teringat kembali dengan ucapan temanku di mimpi.
“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)

Terjawab sudah. Malam itu aku mendapat ketenangan dan seolah bisa berpikir jernih kembali. Semua amarah tentang duniawi hilang. Ini bukan tentang agama, ini tentang pribadi dengan Yesus. Karena sebenarnya bukan agama yang menyelamatkan, tetapi Yesus.

Senin, 09 April 2012

TIGA KATA AJAIB


Tiga kata ajaib? Apa yang terlitas di  pikiran kalian? Aku cinta kamu? Hahahaha *ijin tertawa, bukan mengejek*
Tiga kata ajaib yang saya maksud di sini adalah “Tolong, Maaf, dan Terima Kasih”. Coba saja kamu renungkan kenapa tiga kata itu menjadi ajaib?
Tolong
Dari zaman SD kita sudah diajarkan bahwa manusia  adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Karena itu, kita sebagai manusia tidak bisa hidup sendiri. Di sinilah dibuthkan kata ‘tolong’ untuk berinteraksi dengan baik dengan sesamae.
Penggunaan kata ‘tolong’ bukan berarti menunjukkan kita lemah karena kita tidak bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Balik lagi, kita ini makhluk sosial, kawan J
Pernah dengar guru kita bilang seperti ini, “Budi, jelaskan apa yang dimaksud dengan Makhluk Sosial!”?? bandingkan dengan “Budi, tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan Makhluk Sosial!” Lebig prefer yang mana? Mana yang lebih enak didengar? Dan mana yang kira-kira membuat si Budi menjelaskan dengan lebih baik?
Dengan menggunakan kata ‘tolong’, tutur kita menjadi lebih halus dan membantu orang lain untuk merasa dibutuhkan dan dihargai keberadaannya.
Ajaib bukan? Dengan satu kata ini kita bisa menjalin hubungan yang lebih baik dan positif..
Maaf
Kata ini yang paling sulit untuk diucapkan karena rasa egois dan gengsi yang sudah tertanam di setiap hati manusia. Bukan hanya dalam hal meminta maaf, tapi juga memberi maaf.
Meminta maaf terlebih dahulu bukan berarti kalah. Kalimat ini sering muncul di adegan sinetron atau film. Tapi kalimat itu memang benar. Ketika kita berani untuk meminta maaf, kita berhasil mengalahkan ego dan gengsi kita untuk memulai hubungan yang lebih baik.
Terlalu sakit untuk bisa memaafkan. Kalimat ini juga sering muncul. Saat kita tersakiti, sulit rasanya untuk menenrima dan memaafkan. Saya juga belum bisa menemukan titik untuk memaafkan satu hal sampai saat ini. Tapi saya sedang mencoba untuk melakukannya. *ehem! Jadi curcol deh* tapi cobalah untuk melihat sisi positif dari suatu masalah, mungkin bisa sedikit membantu. Tidak ada manusia yang sempurna, semua pasti pernah melakukan kesalahan.
Jika kita berhasil menggunakan kata ‘maaf’ yang tulus pastinya, bisa dibayangkan bagaimana dampaknya dalam hubungan kita dengan orang lain.
Terima Kasih
Jauh lebih mudah mengetik kata ‘terima kasih’ di twitter atau facebook dari pada mengucapkannya langsung. Ketika seseorang memberi ucapan padamu via jejaring sosial, dengan mudah kalian akan retweet “Thx J “. Sadarkah kalian apa efek kata ‘terima kasih’ bagi kamu dan orang lain?
Kata ‘terima kasih’ merupakan wujud sederhana dari mengucap syukur. Dan seperti artikel sebelum-sebelumnya, mengucap syukur akan memberi dampak positif bagi diri kita sendiri.
Lalu bagaimana efek terhadap orang lain? Dengan kita mengucapkan ‘terima kasih’ orang tersebut akan merasa dihargai dan diterima dan akan menimbulkan keikhlasan dalam hubungan. Lagi-lagi kita akan merasakan dampak positif bagi diri kita.
Jadi jangan ragu untuk mengucap kata ‘terima kasih’.
            Setelah kita meminta tolong, segera ucapkan terima kasih atas kesediaannya membantu. Setelah kita meminta maaf, segera ucapkan terima kasih karena sudah membuka hati untuk menerima permintaan maaf. Setelah kita memaafkan, segera ucapkan terima kasih karena sudah mau memulai untuk memperbaiki hubungan.
Sudah bisa membayangkan seberapa ajaibnya ketiga kata itu? Lalu apa tiga kata ajaib versi kalian???

PART OF “FIGHT WITH LOVE”


Aku tidak pernah bertemu dengan orang seperti dia
Kadang dia seperti malaikat, kadang seperti iblis
Kadang gila, kadang jenius
Kadang dia mengumpat kasar
Dan kadang dia membuat mimik lucu untuk membuatku tertawa
Kadangkala dia lebih keras kepa;a dari anak kecil
Dan kadang dia menjadi teman yang sangat baik
Seperti apa dia sebenarnya? Aku tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata

Tapi aku tidak tahu kenapa…
Saat dia melihatku, aku merasa cantil
Saat dia tertawa, aku merasa seperti sedang menari
Saat dia sedih, aku seperti ingin memeluknya dalam pelukanku
Saat dia mencintaiku, mataku penuh dengan air mata

Dia telah membuatku sadar, bahwa aku diciptakan untuknya dan dia diciptakan untukku
Aku sangat mencintainya, tidak untuk sehari ataupun sesaat tapi untuk seumur hidupku
And,,, I love you..
-From Re to Peter-

Ini adalah kutipan dari Fight with love yang sedang bersusah payah diselesaikan..entah kapan selesainya..
Anyway,, Pernah merasakan yang seperti itu???
Kalau iya, itu artinya kamu sudah jatuh cinta terlalu dalam dengannya..

CERITA TENTANG RASA


Menguatkan diri sendiri jauh lebih sulit dari pada menguatkann orang lain. Menutupi perasaan yang belum jelas juga sulit, selalu mencoba menebak arti dari setiap tingkahnya. Suasana itu membuat pikiran dan perasaan bertarung. Tidak akan menemukan titik penyelesaian sampai waktu yang berbicara.
Kesadaran akan perbedaan yang mendasar mengantarkan puruk yang dalam setelah cinta berbicara. Tak akan  bisa menyangkal apa dan bagaimana ini semua harus terjadi.
          Meraba perasaan tak semudah meraba pemikiran dan logika. Biarkanlah tinta ini berjalan membawanya ke tujuan yang tepat dari sebuah hati. Walaupun hanya meraba, terkadang hati sakit saat mendengar kata tidak darinya. Terkadang juga hati sakit saat datang senyum darinya walaupun diawali dengan bahagia.
Entah suasanya yang membawanya atau juga keinginan yang membawanya atau bahkan kebutuhan yang membawanya. Apapun itu, aku terus berusaha menolaknya.
            Adanya satu kalimat, “I’ve got my bad mood back” hanya karena ketidaksadaranmu! Tapi tidak hanya itu! Karena aku juga masih meraba bagaimana seharusnya hati ini berlakon tanpa membuat suasana, keinginan, dan juga kebutuhan itu menjadi duka dan terabaikan.
            Tidak ada kemampuan juga mencari tahu keadaan diri dalam situasi seperti ini. Senyum seolah hilang tanpa dia mau mengartikan dibalik hilang dan kembalinya yang entah kapan tiba.
Aku utuh untuk tahu apa itu rasa
Aku utuh untuk tahu bagaimana itu suka
Aku utuh untuk tahu apa itu sayang
Aku utuh untuk tahu bagaimana itu cinta
            Tetapi, aku hancur seketika saat rasa sakit dari luka itu datang menghampiri ditemani tangis untuk keadaan dan pertanyaan beruntun tentang penyesalan.

DRAMA QUEEN

“Dalam suatu keadaan aku dipaksa untuk memanipulasi perasaan
Keterpaksaan ini hanya untuk mempertahankan diri dari pandangan orang
Aku tidak ingin orang berpikiran buruk tentang aku
Aku tidak ingin orang terluka hatinya karena aku
Aku tidak ingin orang merasa bersalah karena aku
Aku tidak ingin siapapun berdiam dalam pikiran dukanya karena aku
Aku bahkan tidak ingin berteman dengan keadaan yang telah mempermainkan aku”

            Pernah kah kalian merasakan hal seperti kutipan puisi di atas? *dikutip dari pikiran sendiri loh, bukan dari puisi orang lain*
            Yak! Itu adalah gambaran seorang drama queen. Gelar drama queen biasanya bercitra buruk yang diberikan kepada seseorang yang selalu mendramatisir keadaan. Bukan ingin membenarkan, tapi setiap tindakan pasti ada alasannya. Dan itulah alasan mendasar yang dimiliki oleh seorang drama queen.
            FYI, semua orang memiliki perasaan mendasar seperti di atas. Itu artinya semua orang juga memiliki bibit untuk menjadi drama queen. Bukan hanya orang tertentu saja.
            Drama queen bukan hanya untuk orang yang melebih-lebihkan keadaan. Drama queen juga untuk orang yang menutupi perasaannya dan berpura-pura terlihat baik dan kuat. Yang namanya drama selalu berkaitan dengan kepura-puraan. Jadi semua orang adalah drama queen dengan jalan dan alasannya sendiri.
            Ini adalah definisi drama queen menurut saya. Dan dengan tanpa malu-malu saya mengakui kalau saya juga adalah seorang drama queen :p kutipan itu beberapa menceritakan bagaimana saya dan beberapa orang berdrama dalam kehidupan. Bagaimana dengan kamu?

ANAK TUNGGAL ITU (TIDAK) MANJA

Looh?? Kok gitu??? Masa sih????
Yo’aa.. banyak orang yang beranggapan jadi anak tunggal itu enak. Mau apa aja diturutin. Minta ini-itu dimauin. Semua perhatian tertuju sama dirinya sendiri.
“Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dari pada rumput sendiri.” Apa hubungannya sama anak tunggal? Yak! Itu dia anggapan yang muncul dari orang-orang melihat sosok anak tunggal. Secara otomatis membandingkan keberuntungan mereka dengan anak tunggal. Semua punya porsi masing-masing dong ya J
Anak tunggal berarti anak satu-satunya. Dengan begitu dia melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa bantuan dari adik atau kakak atau abang. See?
Kali ini saya akan mengulas dan menggilas sisi lain dari ‘anak tunggal’ yang luput dari pandangan orang-orang. Secara saya ini adalah anak tunggal jadi saya akan share sedikit tentang pengalaman saya.
Kebanyakan orang menilai anak tunggal pasti manja karena semua perhatian tertuju padanya. Ah, klise sekali rasanya ya..
Berikut beberapa kejadian kecil bukti kemandirian anak tunggal :
  1. Orang tua benar-benar mempertimbangkan barang-barang yang akan dibeli untuk anak tunggalnya karena jelas tidak dapat diwariskan kepada siapapun. Kalau masih punya adik sih enak. Beli apa aja boleh. Toh juga ntar kalo udah gak dipake lagi, masih bisa diwariskan ke adiknya. 
  2. Anak tunggal melakukan apapun sendiri. Anak tunggal tidak dapat berbagi tugas dengan abang/kakak/adik di rumah. ‘All by myself’ kalo kata lagu mah. Bisa bayangkan bersih-bersih rumah, cuci-mencuci, dan lainnya dilakukan sendiri. 
  3. Kalau ada masalah keluarga, sebagai anak satu-satunya dia hanya bisa merasakan sendiri dan berpikir jalan keluar sendiri. Itu memaksa dirinya menjadi lebih cepat dewasa.
  4. Kalau ada masalah keluarga, orang tuanya akan lari padanya. Dia tidak bisa share pikiran dengan siapapun karena tidak punya saudara. Otomatis bebannya juga lebih berat. 
  5. Anak tunggal hanya punya orang tua sebagai panutan dan sebagai tempat bergantung. Dia tidak punya saudara yang bisa dijadikann panutan dan tempat untuk bergantung, jadi dituntut untuk lebih mandiri.
  6. Tanggung jawab orang tua hanya ditanggung sendiri nantinya. Bukan berarti merasa keberatan, hanya menunjukkan seberapa besar tanggung jawab seorang anak tunggal.
  7. Beban yang ditanggung juga berat. Semua harapan dan keinginan orang tua ditumpukan padanya. Kalau masih ada saudara, setidaknya masih bisa membagi ‘harapan’ orang tua, misalnya dalam hal cita-cita ataupun pasangan. Hal ini justru melatih dirinya agar lebih giat dan matang.
Sedikit seperti curhat ni kalau dibaca ulang, hehehe. Tapi memang kenyataan seperti itu. Kalau dari luar dilihat mungkin seorang anak tunggal terlihat berkecukupan (ini yang selalu jadi perbandingan utama orang-orang) tapi dari dalamnya sendiri, seorang anak tunggal akan terdidik menjadi mandiri dan matang.
Semua orang bisa manja, ga harus anak tunggal. Menurut kalian manja hanya milik anak tunggal kah? Pengertian manja itu relatif kan, ya?

Surat yang Tak Tersampaikan

Dear Pahlawan Wanitaku yang Paling Cantik,                 Aku bersenandung bersama isak pagi ini                 Terulang memori...