Senin, 04 Oktober 2010

The Truly Bestfriend = Soulmate


Persahabatan ini ada bukan karena banyaknya persamaan, justru ada banyak perbedaan antara si polos dan si cantik. Dari julukannya saja sudah terlihat kalau pribadi mereka sangat berbeda, ya walaupun karena kebersamaan selama 16 tahun ada beberapa hal yang bisa dijadikan titik persamaan mereka.
 
Pertama berbicara tentang si cantik. Ada banyak hal menarik tentang dia, tapi ada banyak hal yang tak akan bisa diduga kalau tidak mengenalnya dengan baik (hehehe, terbongkar met!). sesuai julukannya, itu emang kenyataan. Kata cowok-cowok sih gitu, masa iya saya sebagai cewek menilai dia??!! Hahaha, sebagai mametnya saya akui dia memang cantik (hihihi, kepaksa banget gak sih?). Pribadinya supel dan mudah berbaur dengan orang lain. Dia juga punya semangat yang tinggi, apalagi kalau soal belanja. Semangat 45 banget! Hahaha.. Prinsipnya tentang kebutuhan dan keinginan malah lebih seringa gak berlaku. Di sini sahabat tidak berhak mengganggu gugat (jarang sekali berhasil), hehe..

Tapi jangan salah juga, si cantik termasuk anak yang sedikit-agak plin-plan dan terburu-terburu (gak boleh protes, met!). Dalam hal mengambil keputusan, si cantik bisa dikatakan plin-plan. Sekarang mungkin dia memilih A, beberapa saat lagi dia memilih B, tapi dia bertanggung jawab dengan pilihannya (sedikit pembelaan, hehe). Si cantik juga sering terburu-buru mengambil keputusan, paling tidak suka kalau ada yang lamban, termasuk dalam berpacaran (ryo termasuk orang yang sabar tuh ngadepin dia, hahaha). Nah, dalam hal ini si polos harus sering-sering di sebelah si cantik biar nantinya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (halah!). Itu gunanya sahabat..

Sekarang tentang si polos. Kenapa julukannya si polos? Ini bukan karena sifatnya yang polos tapi karena cara dandannya yang polos, hahaha! Bisa dikatakan hampir tidak pernah dandan. Positifnya si polos, dia bisa mengerti suatu keadaan dan selalu mencoba menyederhanakan persoalan (ngerti gak maksudnya? Saya juga gak ngerti. Haha). Selalu tenang memikirkan segala sesuatunya. Tetapi orangnya sangat moody. Mood sangat mempengaruhinya. Kalau mood si polos sedang buruk, si cantik pasti diam aja, terkadang bisa menghibur juga sih (namanya juga sahabat, hehe).

Hobby si polos itu membaca, otomatis sangat suka ke toko buku. Sedangkan si cantik? Setiap diajak ke toko buku, baru masuk saja sudah menguap. Tapi si cantik selalu sabar menemani si polos mengubek-ubek toko buku. Itu baru namanya sahabat..

Sekarang berbicara tentang persamaan antara mereka. Seperti di tulisan sebelumnya, mereka dekat karena kesamaan sifat Tomboy waktu SD, sampai sekarang hanya si polos yang masih mejaga ke-eksistensi-an itu (apa sih?hahaha). Basket juga sama-sama dijadikan hobi bagi mereka, dalah hal ini si cantik lebih menjaga ke-eksistensi-an itu (balance kan?haha). Satu lagi, mereka sama-sama tidak suka keramaian. Di tempat yang terlalu ramai, mereka akan merasa pusing dan bosan (yang ini sama-sama anehnya).

Dari semua fakta-fakta di atas, dapat membuktikan mereka selalu bisa menutupi kekurangan satu sama lain. Selama 16 tahun mereka belum pernah bertengkar hebat dan mudah-mudahan tidak akan pernah. Marah-marah kecil sih itu biasa dalam persahabatan..

Si cantik berkata : Ruth Hutapea, a friend is someone who knows the song in your heart and can sing it back to you when you have forgotten the words..
Si polos berkata : Maria Saragih, Friendship isn't how u forget but how u forgive. Not how u listen but how u understand. Not what you see but what u feel. And not how u let go but how u hold on..
Si cantik dan si polos berkata : Mamet, The Truly Bestfriend is Soulmate

dedicated to mamet
-kisshug-

Cinta Sejati itu gimana, sih?


 

Cerita ini terinspirasi dari beberapa obrolan satu minggu terakhir bersama teman-teman dan juga Inang Pendeta HKBP.
Skenario pertama:
A : “Mengapa kamu mencintai dia?”
B: “Dia pria yang tampan dan selalu memberikan apa yang saya minta.”
Skenario kedua:
A: “Apa yang membuatmu mencintainya, teman?”
B: “Karena ia memang pantas untuk dicintai. Dia wanita yang baik dan lemah lembut.”
Skenario ketiga:
A: “Apa yang kamu lihat dari dirinya? Sepertinya kamu sangat mencintainya.”
B: “Entahlah! Saya tidak tahu mengapa Saya mencintanya. Pokoknya saya cinta, Titik!”
Inilah beberapa contoh cinta yang digambarkan oleh Kahlil Gibran dalam bukunya Risalah Cinta. Skenario pertama adalah cinta anak TK. Anak kecil akan memberi hati kepada orang yang rajin memberinya sesuatu, apalagi sesuatu itu adalah barang yang dia sukai. Jika idak lagi menerima sesuatu itu darinya, rasa sayangnya pun hilang entah kemana.
Skenario yang kedua, lebih tinggi tingkatannya. Mencintai karena kelebihan yang dimiliki pasangannya. Jika kelebihannya itu hilang, hilang jugalah cintanya.
Untuk skenario ketiga, orang lebih sering menggambarkannya dengan cinta buta. Sebenarnya keliru, bukan cinta buta tetapi cinta abadi yang takkan goyah oleh apapun. Dicari-cari tetapi tetap saja tidak ditemukan karena ada begitu banyak alasan untuk mencintai pasangannya sehingga ia tidak mampu menemukan jawabannya. Itulah cinta puncak, cinta sejati yang mencintai dengan apa adanya.
Dari khotbah minggu kemarin, inang pendeta banyak menceritakan kisah cinta yang tulus dan menerima apa adanya. Walaupun sang istri memasak nasi yang terlalu lembek, lauk yang gosong, tetap saja ia memakannya dengan senyum. Kok bisa? Pria itu mencintai istrinya bukan karena istrinya pintar memasak, tetapi karena ia mencintai istrinya apa adanya.
Seorang pria tampan dengan bangga memperkenalkan istrinya, yang secara fisik sangat jauh jika dibandingkan dengannya, kepada rekanan seprofesinya di suatu acara. Tidak ada tampak beban atau rasa setengah hati, karena ia mencintai istrinya bukan karena fisik tetapi karena beribu bahkan berjuta alasan lain yang tak bisa ia sebutkan. Mencintai dengan apa adanya.
Ada seorang wanita yang mau melakukan apa saja yang diminta suaminya. Untuk membahagiakan istrinya dan karena istri harus tunduk kepada suami, ia pun melakukannya walaupun harus menyakiti sahabatnya (bukan sahabat yang baik, ckckckckck). Seorang istri memang harus tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan. Itu artinya sang istri haru stunduk kepada suami, dan suami juga harus memiliki pribadi yang takut akan Tuhan. Itu baru tepat! Sang suami juga haru menyanyangi istrinya seperti dirinya sendiri.
Dasar suatu hubungan, apapun itu jenis hubungannya, adalah kasih. Kasih tidak mengenal cantik atau jelek, kaya atau miskin, baik atau buruk, dermawan atau tidak, pintar atau bodoh, atau apapun istilah lain yang menggambarkan suatu perbedaan. Bahkan kita disuruh untuk mengasihi musuh kita.  Jangan jadikan hal-hal tersebut menjadi dasar suatu hubungan, menjadi alasan untuk mencintai, tetapi jadikanlah kasih menjadi dasar dari hubungan kalian.
Do you know?
Cinta bisa dikategorikan menjadi 4 jenis, yaitu : (berasa ujian ni)
Cinta tanpa nasfsu, itulah cinta malaikat
Nafsu tanpa cinta, itulah cinta binatang
Cinta karena kebiasaan, itulah nafsu
Cinta abadi, itulah cinta yang didambakan setiap insan
Berada dalam jenis cinta yang manakah kita?

Sabtu, 02 Oktober 2010

Hati-Hati! Kuliah Siang Ternyata Banyak Negatifnya..!

Kamis, 30 September 2010
Siang ini saya merasa sangat lelah. Kenapa? Bayangkan coba kau pikir (Minjem logat Pak Welly)… Hari ini saya kuliah non-stop dari jam 7 pagi sampai jam 2 sore!! (LTM Mode ON). Beruntung kuliah PAP jam 11 kosong karena Pak Mardi, sekadar info beliau adalah DPA saya (so??), masih ada di luar kota jadi saya masih bisa menarik nafas sekejap.
Tepat saat kuliah PPK, jam 1 siang bersama Pak Sutijan, punggung saya lemas pertanda mulai kecapekan. Belum lagi rasa lapar menyerang.. beeeh! Lengkap sudah…! Kalau keadaan kayak gini, gimana bisa konsentrasi? Apalagi mata kuliahnya tergolong berat, ampun deeh!
Refleks tangan ngubek-ngubek tas mencari pensil dan kertas (lah trus di meja ada apaan? Ini yang namanya kuliah? Yang pasti di meja ada hape. Hahahaha). Mencari inspirasi supaya gak tidur, tangan mulai menari (lebay lagi) menulis apa yang saya rasakan dalam bentuk point-point. Jadi berasa ngisi kuisioner ‘hal apa yang kamu rasakan saat ini?’.
List berisi keluhan pun beruntun muncul. Saya kepanasan (walaupun ada AC, tetap gak ngefek!), saya lapar dan ngantuk (karena lapar makanya ngantung, tuing?!), dan yang pasti saya bosaan karena seharian dihadapkan dengan mata kuliah yang berat.
Apakah anda pernah berada di posisi saya? Pasti pernah (baca:sering). Rutinitas yang membosankan di siang hari sangat mempengaruhi mood. Bukan hanya mood, konsentrasi pun jadi buyar.
Kuliah di siang hari, apalagi sudah kuliah dari pagi, memiliki banyak pengaruh negatif. Badan yang sudah tidak fit karena pengaruh suasana siang hari dipaksa duduk tenang di ruang kelas mendengarkan penjelasan dari dosen. Karena capek, mood pun ikut-ikutan down. Kalau mood sudah down, apapun jadi terasa hambar seperti sayur tanpa garam, euuuh!
Konsentrasi masih tetap jalan? Pasti iya.. Tapi konsentrasi dalam hal apa? Banyak sekali godaan saat mood kita untuk belajar di siang hari hilang. Ada yang tidur dengan pulasnya, melamun (PikTor?!), ada yang main Hape untuk SMS-an ataupun OL bahkan ada yang hanya melihat galeri fotonya (narsis, euy..), dan ada juga yang mencoret-coret kertas gak penting seperti saya..hehehe
Solusi apa yang kira-kira bisa dipikirkan? Terpikir untuk bolos? Pasti iya.. hahaha, sebagai seorang mahasiswa, ini merupakan jalan keluar yang wajar terpikirkan. Ada beberapa pilihan mungkin.
Berharap dari kampus memberikan sedikit kelonggaran dengan mengurangi jam kuliah siang bolong dengan mata kuliah yang berat mungkin bisa menjadi satu keinginan. Tapi kita sama-sama tahu seberapa sulitnya mewujudkan itu. (-_-!)
Siapkan segala amunisi yang bisa menghalau list yang sudah ada tadi. Amunisi yang mana? HAPE adalah amunisi terbaik, hehehe. Pasti anda menjawab dengan anggukan. Lalu apa lagi? Untuk tipe orang seperti saya, saat-saat yang membosankan merupakan saat-saat yang produktif. Saat bosan, saya bisa menulis berbagai coretan yang mengalir begitu saja (beberapa saat ini saya merasa produktif, membuktikan betapa bosannya saya.hahaha)
Cari sesuatu yang bisa membuat pikiran kita fresh, paling tidak kita bisa mengisi kehadiran 75% sebagai syarat mengikuti ujian nanti, hehehe…
Tidak ada yang bisa mengendalikan mood dan pikiran kita kecuali diri kita sendiri. Jadi semua hal yang di atas dapat dengan mudah kita selesaikan kalau ada kemauan. Nah, sekarang tinggal mencari di jemuran mana keinginan kita tadi nyangkut. Hehe
Oiya, bahkan teman kampus saya ada yang bela-belain balik ke kos sebelum kuliah siang untuk MANDI! Sometimes sih ngefek, tapi lebih sering gak ngefek tuh.hahaha
Derita anak KULI-ah siang hari..!!hehehe



Fenomena Bollywood

Saya punya beberapa pertanyaan untuk anda, seperti:
 Bagaimana mimik wajah anda saat mendengar Bollywood?
  Lalu bagaimana perubahan wajah anda saat mendengar Hollywood?
 Bagaimana pula denga Jallywood (konon katanya dijadikan sebagai julukan perfilman Indonesia)?


Bisa saya bayangkan bagaimana perubahan mimik wajah anda.
         Bollywood - mengernyitkan dahi sambil menerucutkan bibir (saya yakin anda sedang mencobanya, hehe)
      Hollywood – mengangguk-anggukkan kepala sambil sedikit tersenyum (masih berpikir ‘emang kenapa?’)
·        Jallywood – menggoyangkan kepala sedikit dan berkata ‘lumayanlah’ (‘saya orang Indonesia, bung!’)

Seperti judulnya, saya akan membahas tentang Bollywood yang dianggap kampungan oleh sebagian orang. Mengapa demikian? Mengapa Bollywood dianggap jelek dan kampungan? Padahal mereka berhasil mengeluarkan ratusan film setiap tahunnya, lho..

Setelah melakukan sedikit survey tentang Bollywood kepada beberapa teman saya, saya mendapatkan jawaban yang subjektif. Mengapa saya katakan demikian? Karena penilaian terhadap film itu tentu sesuai selera personalnya.
Jawaban-jawaban mereka itu seperti :
“Bahasanya ribet, susah dimengerti”
“Negara miskin gitu mutu filmnya pasti gak OK lah..”
“Ceritanya itu-itu aja. Bosan!”
“Jenis musiknya itu loh. Nge-dangdut banget.”
“Asli ni film india lama banget, 3 jam!”
“Mau susah, mau senang tetap aja nyanyi sama nari. Aneh!”

Masih banyak alasan-alasan lain yang mereka jabarkan. Bahkan ada yang karena mengikuti trend. Katanya sih malu kalau menonton film india, malu disebut kampungan nantinya. Sebenarnya untuk kelengkapan tulisan ini saya ingin menghubungi pengamat film (ehem!), tapi apa daya dibatasi oleh ruang dan waktu, hahahahaha… 

Sedikit ulasan tentang Bollywood dari saya…
Bollywood adalah julukan bagi perfilman india, sama halnya dengan Hollywood. Umumnya bollywood menyajikan cerita yang bertema percintaan dan permasalahan umum dalam kehidupan, seperti persahabatan, patriot, juga masalah sosial. Pemeran utama bertemu pasangannya, pendekatan, menyanyi dan menari, jadian, klimaks masalah berupa tentangan orang tua ataupun orang ketiga, happy ending, dan DONE. That’s it..
Lokasi yang sering digunakan, selain luar negeri tentunya, adalah daerah pedesaan di India yang masih sangat asri, jauh berbeda dengan keadaan perkotaannya. Sama saja dengan Indonesia bukan?
Sedikit meminta perhatian anda (ehem, ehem!hiihii), bollywood selalu menyajikan secara total film yang mereka keluarkan. Mungkin satu hal yang paling umum adalah di saat menyanyi dan menari tiba-tiba saja ada puluhan bahkan ratusan orang yang ikut menari dengan gerakan yang seragam. Beberapa orang menilai ini LTM (lebay too much), akan tetapi di sisi lain ini menunjukkan ketotalan mereka dalam menggambarkan cerita yang ingin disampaikan. Si penyaji ingin memperlihatkan kegembiraan dan kemeriahan suasana di scene tersebut maka ia menghadirkan puluhan orang.
Coba kita perhatikan juga bagaimana mereka tetap menjaga budaya mereka lewat musik dan cara berpakaian. Masih banyak film-film india dimana pemainnya mengenakan pakaian saree sebagai properti, apalagi saat menari. Tidak ketinggalan juga gelang dan hiasan di kepala, juga kalung yang terkesan mewah dan wow! Saya jadi bertanya, apakah kalau film mempertahankan budaya (tidak mengikuti trend dunia) dikatakan kampungan? Hmmm,, layak untuk dipikirkan. J

Perfilman India saat ini sudah mengalami kemajuan. Bahkan dunia sudah mulai mengakuinya, bahwa bollywood juga mampu menyajikan film-film yang bermutu. Banyak film India yang diminati di Amerika, yang dianggap sebagai pusat trend dunia. Mereka mulai mengakui bahwa film India memiliki cerita yang mengandung makna tersirat tentang kehidupan tetapi disajikan dengan sederhana dan tetap mengusung kebudayaannya.
Dibawah ini saya terakan beberap film yang hits saat ini :
3 Idiots
Film ini menceritakan bagaimana kehidupan mahasiswa yang ternyata juga penuh beban. Disajikan dalam pola persahabatan yang unik membuat film ini mudah diterima oleh masyarakat.
Bagian mana dari film ini yang kurang bermutu?
Hehehehe J




Taare Zameen Par
Film ini pertama sekali saya tonton di salah satu stasiun TV Indonesia. Ceritanya cukup menyentuh tentang seorang anak SD yang menderita diseleksia yang mendapat tekanan dari orang tua dan dari sekolahnya hingga ia bertemu seorang guru seni baru. Karena merasa memiliki latar belakang yang sama, amir khan, gurunya membantu anak ini untuk bisa menyesuaikan diri. Dan ternyata si anak memiliki bakat luar biasa dalam melukis.
Pesan moral apa yang bisa didapat? J





Chak de India!

Film yang ini beda lagi. Mengangkat cerita tentang tim Hokey wanita India yang dianggap remeh tetapi ternyata mampu membanggakan negaranya dengan menjadi juara satu tingkat dunia untuk team hokey wanita India.
Jangan anggap remeh wanita, kawan!hehehe
J

Sekarang giliran pemain yang sukses mengangkat bollywood ke permukaan di masa mereka :
  1. Amitabh Bachan
Siapa yang tak kenal beliau?
Si Raja bollywood yang tak ada matinya. Hehe
Sampai saat ini beliau masih tetap produktif dalam memproduksi dan bermain film..
Kereeeen!
Tua-tua produktif..hehehe




  1. Shahrukh Khan
Filmnya kuch kuch hota hai menjadi debutnya di Indonesia. Ceritanya mampu menyentuh (buseeet!) hati para penonton. Si tampan satu ini selain produktif, juga memiliki keluarga yang harmonis.




  1. Aishwarya Rai
Si cantik ini adalah jebolan miss world (lupa tahunnya). Saat ini Ash sudah membintangi beberapa film Hollywood, seperti Legion baru-baru ini. Ash merupakan menantu Amitabh Bachaan, yang artinya istri dari Abhishek Bachaan.. J





Masih berpikir Bollywood kampungan dan gak bermutu? Hehe
Namanya juga pendapat, diterima boleh, gak diterima juga gak apa2..









Salaam Namaste

Jumat, 01 Oktober 2010

Sahabat itu Soulmate






Seorang anak TK yang manja dan polos (ehem!) sedang asik bermain di halaman depan sekolahnya. Layaknya anak kecil yang imut (ehem! lagi), dia bermain dengan riang bersama teman-temannya. Ia terlihat selalu bersama dengan seorang anak kecil seumurannya yang cantik (sekali2 memuji itu baik J ).
Anak kecil yang polos itu memilih untuk bersekolah di TK Methodist karena mendengar bel sekolah yang menurutnya bagus dan enak didengar, bagi anak berumur 5 tahun tentunya, saat ia sedang menjaga opung (nenek dalam bahasa batak) yang sedang dirawat di RSU tepat di depan TK itu. Sedangkan anak kecil yang cantik itu memilih bersekolah di TK yang sama mungkin karena faktor keturunan (hehehe, ups!), dari kakak-kakanya sampai ia juga bersekolah di sekolah yang sama.

Kebersamaan mereka selama bersekolah di TK berlanjut sampai ke SD yang sama, Methodist. Pergaulan dan permainan yang sama menjadikan mereka menjadi anak yang satu tipe, TOMBOY (kata teman-teman, sih..). Mereka selalu bermain dengan anak cowok dan berantem tanpa memilih bahkan dengan anak guru, yang terakhir lebih tepat ditujukan kepada si anak polos (??!!).
Tak hanya SD, SMP juga mereka lalui bersama di sekolah yang sama (hidup Methodist!). Bakat tomboy pun semakin terasah setelah bergabung di team basket putri untuk mewakili kelas masing-masing. Mereka berada di kelas yang sama yang secara otomatis menjadikan mereka satu team.

Hanya saja di saat SMA mereka harus berpisah. Si polos melanjutkan sekolah di SMA Budi Mulia Pematangsiantar sedangkan si cantik melanjutkan sekolahnya ke SMAN 3 Yogyakarta. Jarak yang jauh mereka jalani sebagai sahabat (dramatisir!). Komunikasi yang hanya lewat HaPe sudah semakin jarang mereka lakukan karena masing-masing sibuk dengan kegiatan yang bejubel di sekolah. Tapi tetap setiap tahun mereka bertemu di siantar J .

Si polos memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di ITB (Institus Teknologi Bulaksumur) alias UGM (Universitas gadjah Mada) Yogyakarta. Tujuan utamanya sih pengen kuliah, tapi dia juga ingin bertemu sahabat lamanya. Hidup merantau berdua (sebenarnya bertiga dengan adik si cantik  yang bawel) membuat persahabatan mereka semakin erat.

Tujuh Juli dijadikan sebagai hari ulang tahun persahabatan mereka dan sejak saat itu mereka tidak lagi menamakan hubungan mereka sebagai sahabat tetapi soulmate. Dan tepat tanggal itu mereka menamakannya Soulmate Day. Tidak banyak yang tahu tentang hal ini, hanya orang-orang terdekat saja. Tahun ini (2010) persahabatan mereka sudah berumur 16, tahun depan sweetseventeen. Awet bukaaaaan?

Sudah hampir 2 tahun mereka terpisah. Si polos tetap di Yogyakarta dan si cantik melanjutkan kuliahnya di UI. Tapi teknologi yang semakin canggih cukup membantu, komunikasi mereka tetap lancar.




Sahabat itu Soulmate yang tak terpisahkan. Siapapun atau apapun itu gak akan bisa memisahkan persahabatan mereka (semoga selamanya! J).

Salam dari si polos untuk si cantik di sana,
love u mamet :*
-Kisshug-

Senin, 27 September 2010

POSITIVE THINKING

Satu tahun terakhir ini saya sedang belajar untuk menerapkan suatu pola pikir dalam hidup (berat banget bahasanya,,hehe). Pola pikir yang bagaimana? Agak sedikit terdengar muluk-muluk sih, hehe.. Pola pikir yang mulai saya terapkan adalah positive thinking, selalu berpikiran positif dalam setiap keadaan dan dalam kondisi apapun. Terdengar simple memang, tapi sangat susah menerapkannya karena selalu saja ada bisikan (huuuu!) dan godaan untuk berpikir negatif tentang sesuatu hal. Positive Thinking VS Negative Thinking.
Keinginan itu ada setelah membaca sebuah novel (bacaan umum mahasiswa, hehehe) karya Agnes Jessica berjudul Pencari Harta Karun. Kok bisa? Pasti timbul pertanyaan seperti itu. Kok bisa sebuah novel mengubah pola pikir seseorang (dalam hal ini saya tentunya J )
Pertama kali saya mengenal Agnes Jessica lewat novelnya Peluang Kedua dari teman saya, Bastian. Ia memberikan novel itu, yang sebenarnya milik kakaknya, saat saya duduk di kelas II SMA dan sampai sekarang masih saya simpan di rumah. Ketertarikan penuturan ceritanya dan jenis cerita yang berbeda membuat saya tertarik dengan buku itu. Bahkan sampai sekarang saya mengoleksi semua buku karyanya (wow! saya juga baru sadar..hahaha).
Setelah saya kuliah, saya mencari lagi buku karya Agnes Jessica dan menemukan buku berjudul  Pencari Harta Karun. Berikut ada sedikit ulasan tentang novel ini.

Jamal adalah seorang pria yang sangat susah hidupnya. Banyak kegagalan dan kesulitan yang ia alami. Ia hidup bersama neneknya dan sangat memuja seorang wanita bernama Michele. Putus asa dengan hidupnya, ia melakukan berbagai cara untuk menyudahi hidupnya mulai dari minum racun (yang akhirnya batal karena racunnya habis dan ia kekurangan modal membeli racun lagi, menggantung diri (akhirnya ranting yang kuat itu patah), sampai menenggelamkan diri di sungai (yang akhirnya gagal).
Sampai ia bertemu dengan seorang pria patuh baya yang kaya raya namun divonis menderita kanker. Pria itu memberitahunya tentang rahasia untuk mendapatkan kekayaan dan kebahagiaan, yaitu Percaya. Meminta sesuatu kepada Tuhan tidak hanya sekadar meminta (baca:memaksa) Tuhan mengabulkan permohonan kita tapi juga percaya bahwa Tuhan akan memberikan apa yang kita inginkan.
Pelan-pelan ia mulai menata kembali hidupnya. Ia mengenal pribadi lain bernama Laura yang mengajaknya untuk ikut membantunya di bisnis buku online. Laura seorang pribadi yang optimis dan selalu positive thinking tentang segala sesuatu yang sedang ia kerjakan. Penjualan mereka juga meningkat tajam.
Jamal mulai bergabung di sebuah milis Pencari Harta Karun di dunia maya. Banyak cerita tentang orang-orng yang berhasil setelah menerapkan pola pikir positive dalam hidupnya.
Banyak masalah yang terjadi dalam hidup Jamal, tapi ia tetap mengucap syukur dalam setiap keadaannya dan selalu positive thinking dalam menghadapi masalahnya hingga akhirnya ia menemukan kebahagiaannya sendiri bersama Laura.

Cerita yang sederhana tapi bermakna. Itulah penilaian saya tentang buku ini. Kalau diperhatikan, memang agak sedikit tidak mungkin kejadian-kejadian di buku ini terjadi secara nyata (pikiran negatif saya mulai bekerja,,hehehe). Inilah yang saya pikirkan pertama kali dan saya mencoba untuk menerapkannya sedikit demi sedikit.
Sedikit curcol (curhat colongan) saja. Saat menghadapi responsi PAB (Praktikum Alat dan Bahan), yang merupakan praktikum pertama saya jadi belum ‘berpengalaman’ dalam hal responsi, bahan yang harus saya hapal sangat banyak karena ada sekitar 9 mata praktikum, belum lagi MSDSnya. Apalagi saya memiliki background orang yang sangat lemah dalam hapalan L . Awalnya saya berniat menerapkan ilmu pasrah (jadi malu J ) tapi saya ingat buku ini. Saya tidak menyesal dengan kelemahan saya ini. Malah saya mengucap syukur karena dengan begitu saya tidak terbiasa untuk mengahapal tapi mengerti. Saya berdoa meminta hikmat dalam menjawab soal besok dan saya percaya itu pasti terjadi. Finally semua baik-baik saja (kayak lagu Pinkan Mambo) dan saya mendapat nilai yang memuaskan (sedikit mengangkat kepala,,haha).
Menerapkan positive thinking itu tidak mudah, tapi juga tidak susah. Ini berkaitan dengan bagaimana kita mengontrol kekuatan pikiran kita. Pikiran jelas sangat mempengaruhi tindakan kita. Kalau kita berpikir positif, hal positif yang kita lakukan. Tapi kalau kita berpikir negatif, selamat datang negatif!hehehe
Kalau kita mengontrol pikiran (berpikir positif maksudnya), kita mengirim energi positif ke pusat bumi. Dengan begitu alam akan memberikan energi positif juga kepada kita. Kira-kira begitulah rute sinyalnya (providernya apaan ya??hahaha).
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengucap syukur dengan semua keadaan yang kita miliki. Dengan mengucap syukur, kita akan melihatsedikit demi sedikit hal positif apa yang kita dapat dari suatu masalah. Sehingga kita juga tidak perlu terbawa emosi dan bisa dengan tenang menghadapi masalah itu. Kita memiliki kepercayaan bahwa Ia di sana menjaga dan memapah kita untuk keluar dari masalah kita.
Coba saja pelan-pelan untuk berpositive thinking pasti hidup kita akan terasa lebih ringan dan ceria (berdasarkan pengalaman saya, pengalaman anda?hehe).
Try this : tenang - mengucap syukur - berpositive thinking - semakin tenang - jalan keluar.

the climb by Miley Cyrus

I can almost see it
That dream I am dreaming
But there's a voice inside my head saying
"You'll never reach it"

Every step I'm taking
Every move I make feels
Lost with no direction
My faith is shaking

But I gotta keep trying
Gotta keep my head held high

There's always gonna be another mountain
I'm always gonna wanna make it move
Always gonna be a uphill battle
Sometimes I'm gonna have to lose

Ain't about how fast I get there
Ain't about what's waiting on the other side
It's the climb

The struggles I'm facing
The chances I'm taking
Sometimes might knock me down
But no, I'm not breaking

I may not know it
But these are the moments that
I'm gonna remember most, yeah
Just gotta keep going

And I, I got to be strong
Just keep pushing on

'Cause there's always gonna be another mountain
I'm always gonna wanna make it move
Always gonna be a uphill battle
Sometimes I'm gonna have to lose

Ain't about how fast I get there
Ain't about what's waiting on the other side
It's the climb, yeah!

There's always gonna be another mountain
I'm always gonna wanna make it move
Always gonna be an uphill battle
Somebody's gonna have to lose

Ain't about how fast I get there
Ain't about what's waiting on the other side
It's the climb, yeah!

Keep on moving, keep climbing
Keep the faith, baby
It's all about, it's all about the climb
Keep the faith, keep your faith, whoa


Saya masih tidak tahu kenapa bisa sangat suka lagu ini. Begitu mendengarnya, langsung merasa "Ya!Hidup memang tidak mudah, jadi harus tetap semangat. Saya pasti bisa!"

Cerita Ketupat dan St. Claus

Cerita Ketupat dan St. Claus
Cerita ini saya copy dari blog seseorang di berbual.com
Kali ini saya post dengan judul yang berbeda agar tidak muncul kontroversi dari judul dan lebih lucu rasanya memakai judul ini, Ketupat dan St. Claus.



Cerita ini terjadi saat saya masih menjadi dosen di sebuah PTN di Kalimantan. Suatu hari sebuah perbincangan sambil menyelesaikan suatu urusan dengan staf administrasi di kampus menyerempet ke sebuah isu sensitif.
“Hampir saja kita kecolongan, Bang”, kata staf administrasi yang berjilbab itu mengadu, setelah sekian lama tak bertemu saya karena saya lama meninggalkan tanah air untuk tugas belajar.
“Ada apa?”, tanya saya.
“Iya, beberapa waktu lalu orang-orang Kristen berniat mendirikan gereja di kampus ini. Untung kita cepat tahu, lalu bergerak mencegahnya. Alhamdulillah kita berhasil.”
“Kenapa dicegah? Kenapa dihalangi?”
“Lho, kan…..”
“Mbak, saya ini hampir 8 tahun tinggal di Jepang. Selama itu saya jadi minoritas dalam hal agama. Coba Anda bayangkan bagaimana rasanya kalau niat saya hendak membangun mesjid atau beribadah selama saya berada di Jepang dihalangi orang.”
“Mbak mengkhawatirkan kristenisasi?” tanya saya. Ia mengangguk.
“Apa iya kalau berdiri gereja di kampus ini lantas orang berbondong-bondong masuk Kristen?”.
Ia lalu terdiam, dan percakapan kami berakhir.
+++
Pola fikir staf administrasi tadi sebenarnya pernah saya anut. Waktu itu saya masih kuliah di UGM dan aktif di organisasi dakwah kampus. Saat itu di UGM belum ada mesjid, dan kami sedang bersiap untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan mesjid. Mantan Rektor, alm. Koesnadi Hardjasoemantri menjadi ketua panitia.
Saat itu kami mendengar bahwa orang-orang Kristen akan mendirikan gereka di kampus. Lokasinya tak jauh dari lahan yang hendak digunakan untuk membangun mesjid. Kami langsung bereaksi. Rencana pembangunan gereja ini harus dihentikan!
Kami, beberapa aktivis Islam di kampus melakukan berbagai lobi. Yang terutama tentu kepada Rektor. Pergilah kami menghadap Rektor, menanyakan soal rencana itu, dan tentu saja (niatnya) menekan Rektor agar membatalkan atau mencegah rencana itu kalau benar adanya.
Sambil menunggu di ruang tamu kantor Rektor, kami berbincang dengan sekretaris Rektor. Topiknya tentu soal yang sama dengan yang hendak kami adukan ke Rektor. Lucunya, belakangan baru kami tahu bahwa sekretaris Rektor tadi adalah seorang penganut agama Kristen. Ampun, deh!
+++
Pola fikir saya berubah saat saya merasakan pengalaman menjadi minoritas. Yaitu saat saya kuliah di Jepang. Saya pernah tinggal di kota kecil di bagian selatan Jepang. Jumlah orang Islam di kota itu sangat sedikit. Tak lebih dari 50 orang. Hampir semua adalah mahasiswa asing.
Karena jumlah kami kecil, kami tak mampu untuk sekedar menyewa apartemen untuk digunakan sebagai mesjid, sebagaimana dilakukan oleh muslim di berbagai kota. Kami mengandalkan kebaikan hati satu dua profesor yang mau meminjamkan ruangan di kampus untuk dijadikan mushalla.
Suatu ketika kami tak lagi diperbolehkan memakai ruangan itu. Alasan pihak kampus, ruangan itu akan dipakai untuk keperluan akademik. Lagipula Jepang adalah negara sekuler, urusan peribadatan warga tidak boleh melibatkan fasilitas milik pemerintah. Saat itu kami benar-benar kesulitan. Kami harus salat Jumat berpindah-pindah tempat. Untunglah akhirnya ada profesor yang mau membantu mencarikan ruangan untuk dijadikan mushalla.
Di kota lain di mana saya pernah tinggal juga, kami menyewa dua ruangan apartemen untuk dijadikan mushalla. Di situlah kami melaksanakan shalat Jumat serta pengajian. Bagian lain dari apartemen ini adalah tempat tinggal yang disewa oleh orang lain, orang Jepang. Kami harus berhati-hati agar aktivitas kami tidak mengganggu kenyamanan mereka.
Kami mengumpulkan dana untuk pembangunan mesjid. Belasan tahun diperlukan hingga akhirnya dana itu terkumpul. Baru 3 tahun yang lalu kota tempat saya tinggal itu memiliki mesjid. Untungnya pemerintah Jepang yang sekuler itu tidak menghalangi. Selama syarat-syarat mendirikan bangunan dipatuhi tidak ada masalah.
Semua kejadian yang saya alami di Jepang itu mengingatkan saya pada nasib minoritas, khususnya orang Kristen di Indonesia. Mereka sering kesulitan mendirikan gereja. Beribadah di ruko atau di rumah milik sendiri pun sering diganggu. Kami, muslim yang minoritas di Jepang, untungnya tidak mengalami hal itu. Alangkah indahnya kalau minoritas di negeri muslim juga tidak mengalami hal itu.
+++
Kembali ke cerita di kampus tempat saya kerja tadi. Di kampus ini ada mesjid yang cukup besar. Dulu dibangun oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Lalu, di setiap fakultas didirikan mushalla yang juga tak kecil. Tapi itu pun ternyata tak cukup. Di banyak bangunan di fakultas masih saja ada ruangan yang difungsikan sebagai mushalla. Bagi mereka yang malas untuk ke mushalla fakultas, bisa shalat di mushalla kecil ini. Yang sedikit rajin berjamaah di mushalla fakultas. Yang lebih rajin, ke mesjid.
Melihat ini semua saya merasa sesak. Keterlaluan benar orang muslim ini.
Jaman Rasulullah masih hidup, di Madinah hanya ada satu mesjid. Apa umat Islam ketika itu tidak mampu membangun lebih dari satu? Rasanya tak mungkin. Orang-orang ketika itu rela menyumbangkan apa saja untuk Islam. Mesjid hanya satu dengan tujuan persatuan. Di situlah semua orang berjamaah, bersilaturrahmi. Di satu tempat.
Kota Madinah ketika itu memang kota kecil. Saya tentu tak berharap kota sebesar Jakarta hanya punya satu mesjid. Itu tak masuk akal. Tapi saya yakin kota Madinah di jaman itu lebih besar dari area kampus saya. Kalau Madinah cukup dengan satu mesjid, kenapa kampus tidak? Kenapa kampus masih perlu ditambah dengan beberapa mushalla, plus puluhan ruangan untuk pengganti mushalla?
Dalam situasi yang sudah berlebih itu, orang Islam masih ribut ketika orang Kristen hendak mendirikan satu gereja. Hanya satu gereja saja.
Adilkah kita ini? Tidakkah kita ini berlebihan? Seingat saya tidak adil dan berlebihan adalah dua sifat yang dibenci Allah.


Hwehwe..
Coba aja semua orang punya pemikiran seperti ini..
Damai sudah kita..
J

Sekadar berbagi cerita ni, di kota kecil saya di Sumatera Utara, Pematangsiantar, tidak sesusah itu membangun tempat ibadah.. bukan hanya tentang ketupat dan St. claus tapi juga tentang Angpau. Bahkan tidak jarang ditemui di lokasi yang sama terdapat berbagai tempat ibadah dan saling mendukung satu sama lain. Tidak ada bentrok-bentrok seperti yang belakangan ini HOT di televisi. Ya, mudah-mudahan saja ini tetap terjaga..
Cobalah untuk selalu berkata: Aku Mengasihimu, Saudaraku dengan tulus..
DONE! J

Surat yang Tak Tersampaikan

Dear Pahlawan Wanitaku yang Paling Cantik,                 Aku bersenandung bersama isak pagi ini                 Terulang memori...