Rabu, 25 Januari 2012

Pembicaraan Singkat Tentang Wanita dan Pria

Hari Minggu siang, pulang gereja di GKI Gejayan bersama Robin Aritonang, kami mampir ke rumah makan prasmanan. Cukup ramai karena tepat jam makan siang dan banyak jemaat yang baru selesai ibadah makan di sana. Ternyata di rumah makan itu ada beberapa teman UKM Robin yang juga ingin santap siang di sana, salah satunya kakak KTB-nya yang bernama bang Vallti Situmorang (gak tau deh penulisan namanya benar apa gak, hehehe).
Setelah berkenalan ala kadarnya, pembicaraan mulai ngalor-ngidul ke arah percintaan (Jeng..Jeng..!). Yah berhubung sedang ada sesi curhat, saya hanya bisa menyimak sambil mengamati pemikiran mereka. Sampai akhirnya ada satu kesimpulan:
“ Dalam hal cinta pria lebih sering menggunakan logika sedangkan wanita lebih sering menggunakan perasaan.”

Untuk para wanita, jangan terlalu sering membuat bingung para pria yang sedang melakukan pendekatan (PDKT) denganmu. Sifat wanita yang cenderung jual mahal, malu-malu kucing, jinak-jinak merpati, dan lainnya (Heran! Kenapa diidentikkan dengan hewan ya? #abaikan) membuat para pria sering salah mengartikan perasaan si wanita.
Dalam agama memang tidak diharamkan seorang wanita mengungkapkan perasaannya duluan. Hal itu menjadi rumit dan sulit diterima karena pengaruh culture kita sebagai orang timur. Sah-sah saja sebenarnya jika seorang wanita ‘menembak’ seorang pria, ini hanya soal etika saja. (Dikutip dari perkataan bang Vallti).
Saat PDKT wanita sudah merasa nyaman dan benih-benih cinta sudah muncul (#eeaaa). Akan tetapi, rasa gengsi membuat mereka terkadang maju mundur mendapat perhatian dari seorang pria. Hal ini sering disalahartikan pria bahwa wanita tersebut tidak memiliki perasaan yang sama, cinta bertepuk sebelah tangan. Padahal si wanita hanya ingin meyakinkan perasaannya dan menguji seberapa besar cinta pria itu.
Seorang pria bisa dengan mudah mundur dari perjuangan cintanya saat seorang wanita terlihat mulai tidak memberi respon positif. Saat logikanya mengatakan tanda-tanda wanita tidak memberi lampu hijau, dia bisa saja langsung mundur. Tapi tentu saja ini tergantung tipe pria tersebut, seorang pejuang cinta sejati atau yang gampang menyerah.
Karena itu ada baiknya kita lebih mengenal karakter calon pasangan kita saat pendekatan bukan hanya sekadar kebersamaan dan kenyamanan saja. Asal tidak salah langkah saja.

Ruth Hutapea

9 komentar:

  1. Pria adalah pria, Wanita adalah wanita (titik) Agak 'stress' kalau di bahas perbedaan sikap yg di dasarkan dari sifat atau pola pikir tu dua makhluk, ga akan ada ujungnya dah -___-!! Terlalu rumit kalau bicarain perempuan dan laki-laki ut, gmn kalau bout kamu dan aku dulu #eaaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu?Aku?itu siapa?hahahahaha
      yaaah aku hanya menceritakan dan berpendapat saja nipo..
      secara general, kalau udah terjun ya smua bisa jadi beda :)

      Hapus
    2. yaa kamu dan aku nah ahjumma, atau bisa di ganti dengan kata 'kita' -___-" baiklah udah agak geli-geli dah aku!! hahahaa.. Lanjutkan lah ut!! hehehee..

      Hapus
    3. Aiigoo...
      makin malam makin kacau..
      hahahaha
      baiklaaaah :)

      Hapus
  2. ruth...ga slah nih di share kn diblog..??
    ckckck...:'(
    kyknya aku kenal tokoh dlm cerita tuh..hm..

    BalasHapus
  3. setuju deh ma km ut xixixi..laik dis yo :) :)

    BalasHapus

Surat yang Tak Tersampaikan

Dear Pahlawan Wanitaku yang Paling Cantik,                 Aku bersenandung bersama isak pagi ini                 Terulang memori...