Rabu, 25 Januari 2012

LOETOENG Part 2 – Asal Mula Loetoeng -


Setiap tahunnya, Bank tempat Inongku bekerja mengadakan perjalanan bersama keluarga besar BRI ke tempat wisata, bisa ke Tuk-Tuk ataupun ke Berastagi. Biasanya aku akan mengajak elisa karena aku tidak mau hanya sendiri di sana saat Inong dan Among sedang berkumpul bersama teman-temannya. Dari perjalanan ke Tuk-Tuk itulah muncul panggilan LOETOENG (catatan: yang membuat tulisan seperti itu adalah dia, bukan saya).

Untuk sampai ke Tuk-Tuk, kita perlu menyebrangi Danau Toba ke Pulau Samosir. Baru kemudian melanjutkan perjalanan ke Tuk-Tuk. Pelabuhannya terletak di Ajibata. Sepanjang perjalanan dari Parapat ke Ajibata kita bisa menemukan banyak monyet di pinggir jalan yang menunggu dilempari kacang oleh pengunjung yang lewat, juga untuk mencuri-curi kesempatan mencuri mangga yanga banyak di jual di pinggir jalan.

Entah karena si Among sering menonton drama kolosal, saat itu sedang popular di salah satu stasiun televise swasta, atau dia memang tahu sejarah ceritanya, beliau menyebut monyet-monyet itu lutung kasarung. Karena hobi monyet-monyet itu adalah makan dan kalau sudah diberi makanan bisa menjadi sangat tenag, beliau menyamakan kami berdua dengan lutung. Lempar-lemparan ejekan karena tidak mau disebut lutung pun terjadi antara kami berdua. Finally, setelah di sahkan oleh waktu kami berdua sepakat memanggil satu sama lain dengan sebutan lutung dan dia menulisnya dengan LOETOENG. Panggilan ini mulai berlaku saat kami SMP.

Bukan hanya kami berdua saja yang saling memanggil loetoeng. Amongku, orang tuanya, bahkan adiknya si Bosly juga ikut-ikutan menyebut kami berdua Loetoeng. Lama kelamaan nama itu jadi terdengar manis, di samping arti sebenarnya tentu.

Oiya, dia juga membuat satu peraturan. Karena umur kami hanya beda 4 bulan, mulai dari 5 September sampai 27 Januari dia akan memanggil aku kakak dan selebihnya dia akan memanggilku loetoeng. She is funny.. 

25 Januari 2012
Ruth Hutapea

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat yang Tak Tersampaikan

Dear Pahlawan Wanitaku yang Paling Cantik,                 Aku bersenandung bersama isak pagi ini                 Terulang memori...