Senin, 09 April 2012

ANAK TUNGGAL ITU (TIDAK) MANJA

Looh?? Kok gitu??? Masa sih????
Yo’aa.. banyak orang yang beranggapan jadi anak tunggal itu enak. Mau apa aja diturutin. Minta ini-itu dimauin. Semua perhatian tertuju sama dirinya sendiri.
“Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau dari pada rumput sendiri.” Apa hubungannya sama anak tunggal? Yak! Itu dia anggapan yang muncul dari orang-orang melihat sosok anak tunggal. Secara otomatis membandingkan keberuntungan mereka dengan anak tunggal. Semua punya porsi masing-masing dong ya J
Anak tunggal berarti anak satu-satunya. Dengan begitu dia melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa bantuan dari adik atau kakak atau abang. See?
Kali ini saya akan mengulas dan menggilas sisi lain dari ‘anak tunggal’ yang luput dari pandangan orang-orang. Secara saya ini adalah anak tunggal jadi saya akan share sedikit tentang pengalaman saya.
Kebanyakan orang menilai anak tunggal pasti manja karena semua perhatian tertuju padanya. Ah, klise sekali rasanya ya..
Berikut beberapa kejadian kecil bukti kemandirian anak tunggal :
  1. Orang tua benar-benar mempertimbangkan barang-barang yang akan dibeli untuk anak tunggalnya karena jelas tidak dapat diwariskan kepada siapapun. Kalau masih punya adik sih enak. Beli apa aja boleh. Toh juga ntar kalo udah gak dipake lagi, masih bisa diwariskan ke adiknya. 
  2. Anak tunggal melakukan apapun sendiri. Anak tunggal tidak dapat berbagi tugas dengan abang/kakak/adik di rumah. ‘All by myself’ kalo kata lagu mah. Bisa bayangkan bersih-bersih rumah, cuci-mencuci, dan lainnya dilakukan sendiri. 
  3. Kalau ada masalah keluarga, sebagai anak satu-satunya dia hanya bisa merasakan sendiri dan berpikir jalan keluar sendiri. Itu memaksa dirinya menjadi lebih cepat dewasa.
  4. Kalau ada masalah keluarga, orang tuanya akan lari padanya. Dia tidak bisa share pikiran dengan siapapun karena tidak punya saudara. Otomatis bebannya juga lebih berat. 
  5. Anak tunggal hanya punya orang tua sebagai panutan dan sebagai tempat bergantung. Dia tidak punya saudara yang bisa dijadikann panutan dan tempat untuk bergantung, jadi dituntut untuk lebih mandiri.
  6. Tanggung jawab orang tua hanya ditanggung sendiri nantinya. Bukan berarti merasa keberatan, hanya menunjukkan seberapa besar tanggung jawab seorang anak tunggal.
  7. Beban yang ditanggung juga berat. Semua harapan dan keinginan orang tua ditumpukan padanya. Kalau masih ada saudara, setidaknya masih bisa membagi ‘harapan’ orang tua, misalnya dalam hal cita-cita ataupun pasangan. Hal ini justru melatih dirinya agar lebih giat dan matang.
Sedikit seperti curhat ni kalau dibaca ulang, hehehe. Tapi memang kenyataan seperti itu. Kalau dari luar dilihat mungkin seorang anak tunggal terlihat berkecukupan (ini yang selalu jadi perbandingan utama orang-orang) tapi dari dalamnya sendiri, seorang anak tunggal akan terdidik menjadi mandiri dan matang.
Semua orang bisa manja, ga harus anak tunggal. Menurut kalian manja hanya milik anak tunggal kah? Pengertian manja itu relatif kan, ya?

3 komentar:

Surat yang Tak Tersampaikan

Dear Pahlawan Wanitaku yang Paling Cantik,                 Aku bersenandung bersama isak pagi ini                 Terulang memori...